
3 Skill Project Management yang Penting di Tahun 2019
Sebentar lagi kita menginjakkan kaki untuk 2019. Apa saja yang telah tercapai di tahun ini, haruslah lebih baik dan bermanfaat di tahun depan. Terus belajar untuk berkembang adalah kunci kami di Qtasnim, karena tiap jaman memiliki permasalahan – kebutuhan berbeda.
Salah satunya, bagaimana mengelola sebuah project yang sinkron dan meminimalisir resiko dalam proses. Mungkin 3 skill project management ini yang pasti lebih dibutuhkan di tahun 2019.
Leadership dengan Empati
Tidak semua boss adalah leader, sebaliknya seorang leader dianggap pemimpin bagi mereka dalam tim. Memimpin dengan empati berbeda dengan simpati, empati adalah kepekaan dengan merasakan apa yang mereka rasakan di posisi mereka, lebih dari sekedar berucap.
Mengembangkan produk membutuhkan manusia, manusia adalah aset. Leader selalu berdiri di depan ketika menghadapi ancaman eksternal, dan berdiri di belakang ketika mendapatkan pengakuan, mementingkan kekuatan tim lebih dulu.
Deadline yang telat memiliki sebab, leader yang hebat menyelesaikan dengan win-win solution, tidak searah. Berhubung semakin banyaknya praktisi teknologi informasi yang berusia muda saat memulai karir awalnya, maka leadership dengan empati adalah keharusan dalam memimpin sebuah project di tahun 2019.
Komunikasi Dua Arah
Komunikasi terhadap klien itu penting, setelah komunikasi yang baik – efektif dalam internal lebih dulu terjadi. Project dashboard hanyalah tools, tempat sekedar mengirimkan status report sebuah project, beda dengan interaksi alami, komunikasi tatap muka dua arah.
Hindari menjadikan permasalahan project dalam chat di grup. Pemimpin yang berkelas mengedepankan tatap muka, mendengarkan dan kemudian memberikan solusi jalan keluar. Inilah yang kami lakukan tiap harinya sebelum memulai jam produktif, kajian rutin pukul tiap pukul 08.30 kami jadikan momen tersebut.
Manajemen Resiko
Project manager dan tim yang terlibat dalam pengembangan sebuah produk, pastilah lega saat semua rencana berjalan lancar. Rencana hanyalah rencana, Allah yang menentukan, ketika terjadi di luar rencana dan berhadapan dengan resiko, maka hadapilah dengan manajemen resiko yang memiliki kematangan komprehensif, jangan sekedar shortcut.
Mengidentifikasi resiko harus dibekali keahlian dalam menanggulangi resiko tersebut, secara strategis dan teknis. Klien seringnya menginginkan sebuah hasil, enggan memikirkan prosesnya seperti apa. Leader yang berkelas dalam manajemen resiko, mampu mengontrol komunikasi kondusif dengan klien dan timnya, tidak menjanjikan hal diluar kemampuan.
Keahlian manajemen resiko ada di dalam diri mereka yang mampu melihat kedepan, probabilitas resiko dan ancaman apa yang bisa terjadi di seputar project yang dijalani.