Melawan Corona dengan Resep dari Ibnu Sina

Ibnu Sina

Melawan Corona dengan Resep dari Ibnu Sina

Ibnu Sina

Kepanikan adalah separuh penyakit,
Ketenangan adalah separuh obat,
dan Kesabaran adalah permulaan kesembuhan”.
(Ibnu Sina)

Quote diatas dikemukakan oleh Ibnu Sina (980-1037 M), seorang Ilmuwan Muslim yang mendapat julukan Bapak Pengobatan Modern, berkat warisan peninggalannya, yakni ilmu pengobatan Islami yang berandil sangat besar dalam perkembangan ilmu pengobatan dunia.

Jika kita perhatikan kalimat-kalimatnya, kita tentu akan bertanya-tanya, bagaimana kondisi emosi/psikologis seseorang bisa berpengaruh pada kondisi kesehatannya?

Mengapa kepanikan bisa menimbulkan penyakit?

Ketika seseorang mengalami cemas, tubuhnya menghasilkan hormon corticosteroid secara berlebihan. Hormon ini diketahui mengurangi jumlah sel-sel Limfosit. Sedangkan sel Limfosit sendiri merupakan komponen penting dari sistem kekebalan tubuh.

Adalah seorang dokter Jerman bernama Heinroth (1773-1843) yang pertama kali menggunakan istilah psikosomatis. Dr. Heinroth mengambil kata dari bahasa Yunani “psyche” yang berarti psikis dan “soma” yang berarti badan. Psikosomatis adalah bentuk macam-macam penyakit fisik yang ditimbulkan oleh konflik-konflik psikis/psikologis dan kecemasan-kecemasan kronis.

Istilah Psikosomatis yang digunakan oleh dr. Heinroth ini seolah menegaskan apa yang sudah dikemukakan oleh Ibnu Sina berabad-abad sebelumnya.

Teror Corona

Sekarang ini dunia tengah dilanda wabah virus Corona. Virus yang menyerang organ pernafasan ini pada kondisi yang parah bisa menyebabkan kematian.

Sementara itu di jaman gadget yang terhubung dengan internet sekarang ini, manusia seolah mempunyai “Kesadaran Kolektif”. Apa yang diketahui seseorang di suatu tempat, dalam sekejap akan menjadi pengetahuan semua orang yang terhubung ke Internet, dengan cara melihatnya melalui gadget.

Kondisi pasien yang menderita akibat serangan virus Corona, bahkan kemudian sampai pada ajalnya, dapat dengan mudah dilihat videonya oleh orang lain di belahan bumi yang letaknya mungkin ribuan kilometer dari tempat kejadian.

Pengetahuan ini tentunya direspon oleh orang secara berbeda-beda. Dan sedikit banyak akan berpengaruh pada psikisnya. Apa jadinya kalau ada orang yang mendapat informasi tentang Penyakit akibat Corona ini, kemudian menjadi panik?!

Seperti kata Ibnu Sina, Kepanikan adalah Separuh Penyakit. Dengan paniknya ini, orang tersebut telah terkena penyakit, atau meskipun belum, kepanikannya ini telah menurunkan tingkat kekebalan tubuhnya. Akibatnya, ketika dia benar-benar terkena virus Corona misalnya, tubuhnya tidak bisa melawan virus tersebut dengan sebagaimana mestinya.

Menurut data dari website WHO (https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports), per tanggal 6 April 2020, total kasus infeksi Corona secara global adalah 1.290.956 kasus. Dari angka tersebut, angka korban meninggal adalah 67.594 kasus, atau sekitar 5,24% saja.

Dengan tidak bermaksud meremehkan, melihat angka ini seharusnya bisa membuat kita lebih percaya diri, bahwa 95% orang mampu “menahan dan melawan” infeksi virus Corona ini.

Tindakan Preventif

Hal yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk memerangi Corona tentunya adalah dengan tindakan preventif.

Dan menurut saran dari Ibnu Sina, bahwa kepanikan adalah separuh penyakit dan ketenangan adalah separuh obat, maka kita harus menyeimbangkan antara usaha menjaga kesehatan secara fisik, dengan menjaga kesehatan secara psikis/psikologis.

Untuk tindakan preventif secara fisik, sudah banyak disampaikan oleh berbagai bidang terkait (Dokter, ahli gizi, dsb) di berbagai media, diantaranya:

  • Makan makanan yang bergizi, terutama sayur dan buah-buahan
  • Istirahat yang cukup
  • Hindari hal-hal yang merusak kesehatan tubuh, seperti mengkonsumsi Narkoba, Minuman Keras, maupun Merokok
  • Konsumsi suplemen untuk meningkatkan imunitas tubuh
  • Rutin olahraga, 30 menit setiap hari

Tindakan preventif fisik diatas baru setengah dari usaha, menurut Ibnu Sina. Yang setengahnya lagi adalah ketenangan dan kesabaran. Kuatkan sisi psikis kita.

Bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan lebih mendekatkan diri kepada sang Pencipta, Allah SWT. Berbagai penelitian telah mengkonfirmasi bahwa gaya hidup yang sesuai tuntunan Agama itu bisa membuat seseorang hidup lebih sehat. Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa aktifitas keagamaan itu berpengaruh langsung pada kondisi tubuh manusia.

  • Membaca atau mendengarkan bacaan Al-Quran membuat orang menjadi tenang dan menurunkan tingkat depresi.
  • Gerakan-gerakan Sholat terbukti paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Dengan melakukan gerakan Sholat secara rutin, minimal 5 kali setiap hari, seluruh organ tubuh maupun struktur kerangka manusia terjaga posisi normalnya sehingga bisa berfungsi secara optimal.
  • Berpuasa diketahui membakar lemak dan mengoptimalkan konsumsi energi dari organ-organ di dalam tubuh. Selain itu kegiatan puasa juga meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara membuat tubuh mengganti sel darah putih “tua” dengan sel darah putih baru yang lebih segar.

Tindakan Kuratif

Bagaimana dengan mereka yang sudah terjangkit virus Corona? Apa yang bisa dilakukan?

Untuk melengkapi ikhtiar penyembuhan, kita bisa mengikuti resep dari Ibnu Sina, bahwa: Ketenangan adalah separuh obat, dan Kesabaran adalah permulaan kesembuhan.

Obat Anti Virus Corona memang belum ditemukan sekarang ini, namun kita sudah mempunyai setengah obatnya yakni Ketenangan dan Kesabaran. Kita gunakan itu dulu. Tetap tenang dan sabar, tingkatkan level ibadah kita kepada Allah.

Kemudian ikhtiar yang bisa dilakukan selanjutnya adalah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan imunitas tubuh, supaya tetap bisa melawan infeksi virus.

Selain korban meninggal, banyak juga dilaporkan pasien positif Corona yang sembuh. Ini artinya, imunitas tubuhnya berhasil melawan dan mengalahkan virus Corona. Dengan demikian, terjangkit Corona bukan akhir dari segalanya. Ini adalah penyakit yang bisa disembuhkan.

Diatas segalanya, usia setiap manusia sudah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa. Kalau ajal sudah tiba, tak ada siapapun yang mampu mencegahnya. Fakta ini juga bisa membuat kita tenang. Bahwa kalau memang belum waktunya ajal, meskipun terjangkit Corona, kita akan sembuh.

Namun sebagai mahluk paling mulia yang dikaruniai akal, kita tetap harus berikhtiar semaksimal mungkin untuk menjaga diri kita, keluarga, dan lingkungan kita dari bahaya penyakit akibat Virus Covid-19 ini.

Wallahu’alam bisshowab.

No Comments

Post a Comment

Comment
Name
Email
Website

× Chat via Whatsapp